Kamis, 20 Mei 2010

about rubic

Teknik Speedcubing

Speedcubing atau juga disebut speedsolving adalah seni menyelesaikan rubik dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Para pelakunya biasa disebut speedcuber. Bagi mereka, menyelesaikan rubik adalah olahraga ketangkasan. Mereka tidak hanya mengejar kesenangan, tapi juga membuktikan diri dan meraih prestasi.

Tidak ada tolak ukur yang pasti mengenai tingkat kecepatan yang harus dipenuhi oleh seorang sehingga dapat disebut Speedcuber. Selama Anda berusaha lebih cepat dalam menyelesaikan rubik, Anda layak menyandang sebutan itu. Meskipun demikian, ada semacam "waktu keramat", yaitu kecepatan tertentu yang tidak bisa dicapai oleh sembarang orang. Tidak hanya teknik yang tepat, rubik yang baik juga sangat mempengaruhi kecepatan yang dapat Anda hasilkan.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang saya rekomendasikan bagi Anda yang ingin menyelesaikan rubik dengan waktu yang lebih cepat dari waktu ke waktu. Jika Anda mulai kebingungan memahami penjelasan yang diberikan, mungkin Anda membaca melebihi kapasitas Anda saat ini. Lewati bagian tersebut dan bacalah kembali ketika Anda sudah mencapai taraf tertentu dalam speedcubing.

1. Beginner's Method
Bagi Anda yang belum pernah menyelesaikan rubik, metode inilah yang harus Anda pelajari pertama kali. Pada metode ini biasanya seseorang hanya perlu menghafalkan 7 hingga 12 algoritma. Beginner's method ini bisa banyak Anda temui dan pelajari di internet. Banyak pula tutorial yang tidak mengajarkan notasi standar, melainkan dengan panah arah gerakan atau istilah buatan sendiri. Dengan metode ini, Anda bisa mencapai level 2 menit dalam waktu 1 sampai 3 hari.

2. Melatih Fingertrick (teknik jari)
Walaupun sudah hafal banyak algoritma, Anda tidak akan mencapai taraf tinggi dalam speedcubing bila memilih fingertrick yang buruk. Secara sederhana, fingertrick adalah keterampilan jari untuk memainkan rubik seefektif dan seefisien mungkin. Dalam speedcubing, melakukan full palm twist atau memutar rubik dengan seluruh pergelangan tangan perlu dihindari karena memakan waktu terlalu lama. Sebagai gantinya, Anda harus mengoptimalkan peran jari-jari dikedua tangan Anda, mulai telunjuk hingga kelingking (jari Anda bisa terluka jika melakukannya pada cube yang putarannya keras).

3.Mengerjakan cross putih secara efisien
Meskipun membuat cross tampak seperti langkah yang sederhana, tapi akan sulit mendapatkan waktu yang cepat jika Anda belum lancar mengerjakannya. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengenali skema warna rubik Anda, dengan demikian Anda mengetahui posisi relatif satu sama lain. Misalnya, Anda tidak perlu memasukan edge putih hijau selalu sejajar dengan center hijau. Yang penting , edge yang berada disisi kanan,kiri,belakangnya memang edge yang urutan posisinya sudah benar dengan edge hijau. Diakhir barulah lakukan penyesuaian dengan menyamakan lapis tersebut dengan center.

4. 2 Look OLL dan 2 Look PLL
Saatnya mulai bermigrasi ke metode Fridrich. Setelah lapis pertama dan kedua selesai, akan terbentuk pola tertentu. Dalam metode Fridrich, penyelesaian lapis terakhir ini hanya memerlukan dua kali eksekusi algoritma, yang disebut algoritma OLL dan PLL. Karena jumlah kasus dan algoritma yang perlu dihafalkan untuk menyelesaikan cukup banyak, Anda dapat membagi masing-masing tahap itu menjadi dua. Pembagian itu dikenal dengan 2 look OLL dan 2 look PLL.

5. First 2 Layer (F2L)
Dalam metode Fridrich, kelihaian menyelesaikan F2L adalah penentu kecepatan Anda. Berita baiknya, Anda bisa saja menguasai F2L tanpa perlu menghafalkan satu pun algoritma. Berita buruknya, perlu waktu lama untuk benar-benar menguasai F2L.

6. Full PLL
Secara sederhana, full PLL akan menggabungkan langkah 6 dan 7 pada beginner's method menjadi satu langkah. Setelah cukup baik dengan F2L, Anda bisa mempelajari keseluruhan algoritma PLL. Full PLL menggantikan 2 look PLL.

7. Full OLL
Full OLL akan menggabungkan langkah 4 dan 5 pada beginner's method sehingga menjadi satu langkah saja. Setelah menyelsaikan lapis kedua, Anda dapat langsung membuat atap rubik Anda menjadi kuning keseluruhannya hanya dengan satu algoritma saja, tidak peduli apakah sudah terbentuk cross kuning atau belum.



CABANG KOMPETISI RUBIK 
 
1. Speedsolving / Speedcubing
Speedcubing merupakan cabang yang paling umum dalam kompetisi rubik, yakni menyelesaikan rubik teracak secepat mungkin. Rubik yang diperlombakan dalam cabang ini meliputi rubik berdimensi 2x2x2 hingga 7x7x7, Rubik's Clock, Rubik's Magic, Master Magic, Megaminx, Pyraminx, dan Square-1. Saat ini pemegang rekor dunia untuk 3x3x3 single adalah Erik Akkersdijk dari belanda dengan waktu 7,08 detik.

2. One Handed Solving
One Handed mengharuskan peserta melakukan speedsolving hanya dengan satu tangan, baik tangan kanan maupun tangan kiri. Nyaris tak ada hubungan antara orientasi dominan tangan Anda (kidal/non kidal) dengan tingkat kesulitan pada saat melakukan one handed soleving. kelebihan dari menggunakan tangan kiri adalah mudahnya melakukan gerakan U dan R (mengingat banyak algoritma didominasi oleh U dan R, sementara kelebihan dari tangan kanan adalah grip yang lebih kuat. Rekor Dunia untuk One Handed pernah dipegang oleh cuber belanda keturunan Indonesia, ialah Rama Temmink pada event Netherlands Open 2008. Tapi saat ini...

3. Fewest Moves Solving
Dalam fewest moves solving, siapa yang bisa menyelesaikan rubik dengan gerakan yang paling sedikit adalah pemenangnya. Pada umumnya peserta diberikan notasi untuk mengacak rubiknya, kemudian diberikan waktu 60 menit untuk merumuskan notasi penyelesaiannya. Di akhir pertandingan, peserta harus dapat menjelaskan konsep yang digunakannya jika diminta. Jimmy Coll tercatat sebagai pemegang rekor dunia saat ini, dengan hanya 22 gerakan untuk menyelesaikan rubik 3x3x3.

4. Solving with feet
Peraturan yang digunakan pada pertandingan ini sama seperti speedcubing, namun peserta harus menggunakan kaki, mulai tahap dari inspection hingga solving. Walau terdengar aneh, cabang ini benar-benar dipertandingkan secara resmi dalam kompetisi WCA. Pemegang rekor dunia untuk solving with feet saat ini, Anssi Vanhala dari Finlandia, dapat melakukannya dengan waktu rata-rata 47,21 detik.

5. Blindfolded Solving
Dalam permainan ini seorang cuber harus menyelesaikan rubik dengan mata tertutup. Waku mulai dihitung sejak cuber melihat rubiknya dan melakukan memorisasi. Selama waktu penyelesaian, kompetitor menggunakan blindfold (penutup mata), dan seorang juri memegang sehelai kertas dibawah hidung kompetitor. Hal ini bertujuan agar kompetitor tidak dapat mengintip melalui celah blindfold dan hidungnya. Puzzle yang dipertandingkan dalam BLD (singkatan blindfolded) 3x3x3, 4x4x4, dan 5x5x5. Rekor resmi dunia saat ini untuk 3x3x3 BLD adalah 32 detik oleh Haiyan Zhuang dari China.

6. Multiple Blindfolded Solving
Multiple Blindfolded atau sering disingkat dengan Multi BLD, disebut-sebut sebagai seni tertinggi dalam permainan rubik. Dalam permainan ini, pemain melakukan memorisasi BLD pada beberapa rubik sekaligus dan menyelesaikan seleruhnya dengan mata tertutup tanpa jeda. Peraturan terdahulu tidak diberikan batasan waktu untuk menyelesaikannya, tapi peraturan saat ini diberlakukan selama 1 jam, mulai dari cuber melihat rubiknya sampai menyatakan selesai semua rubiknya. Cabang ini jelas menuntut daya ingat tinggi, kelihaian menguasai teknik blindfolded, daya konsentrasi yang tinggi, dan eksekusi yang cepat.
Pemegang rekor resmi dunia untuk Multi BLD dipegang oleh Muhammad Iril Khairil Anam dengan menyelesaikan 16 rubik dalam waktu 53 menit pada event Jakarta Open 2010 (Januari 2010). Seorang cuber Indonesia yang mengharumkan nama negara dipentas dunia.

2 komentar:

Daniel Calvin - Menjadi Milikku