Minggu, 13 Juni 2010

Breakdance, Tari Jalanan Amerika yang Kini Masuk Sekolah

 

Sepatu Sering Sobek, Bangga jika Dilihat Cewek

Breakdance sejenis tarian jalanan yang muncul tahun 70-an di Amerika. Di Malang pernah ngetren era 80-an. Kini, bentuk tarian yang punya risiko tinggi cedera leher ini masih eksis. Lokasi latihannya pun tak lagi di jalanan, tapi sudah masuk ke sekolah-sekolah.

Yosi Arbianto

---

Iringan musik hip-hop You Boys milik Menusha N de Girl menghentak pelan dari sebuah ponsel merek terkenal. Lima anggota Nighttown Jumat (27/12) tengah latihan di lapangan bakset SMAK Cor Jesu. Mereka berjongkok membentuk lingkaran. Kepala mereka mengangguk-angguk mengikuti beat musik asal Amerika itu.

Ferdian Tandika, siswa kelas XI SMAK Cor Jesu, maju ke tengah lingkaran. Gerakan top rock menjadi pembukanya. Kakinya maju mundur, lompat kiri kanan. Tangan, badan, dan kepalanya menari. Beberapa detik kemudian, dia merendahkan badannya ke lantai melakukan gerakan down rock. Memutar kaki dan badannya dengan penyangga tangan. Termasuk berguling-guling teratur.

Sesaat kemudian, gerakan (disebut juga trik) pike dipertontonkannya. Berdiri dengan satu tangan, kedua kaki di atas badan. Kemudian diikuti dengan trik apple jack. Tangan dua di belakang, kaki melompat ke atas beberapa kali. Dia lalu minggir untuk memberi giliran kepada Stefanus Christanto, rekan sesama B-boys (sebutan seorang penari breakdance).

Sama seperti yang dilakukan Ferdian, Stefanus pun memulai gerakan dengan top rock dan down rock. Dalam dunia breakdance, dua gerakan itu dianggap sebagai salah satu "rukun iman" sebelum seorang B-Boys mempertontonkan trik yang dikuasainya.

Stefanus langsung lompat dan melakukan hellos jump. Lalu disusul dengan trik chair. Yakni, menyangga badan dengan satu tangan dan satu kaki, dengan kaki satunya membentuk seperti kursi. Gerakan kursi itu berhenti sejenak. Gerakan mematung beberapa detik tersebut sering disebut dengan freeze.

Setelah Stefanus, semua anggota Nighttown pun mempertontonkan trik yang dikuasainya secara bergantian. Barelta menyuguhkan front flip dan hellos jump, Laredo dengan air chair, dan Grady dengan elbow Chinese dan hand hop. Patahan-patahan gerakan sengaja disesuaikan dengan beat musik yang diputar.

Rata-rata semua siswa kelas XI itu menghabiskan waktu dua menit untuk mempertontonkan trik milik mereka. "Kalau ada battle (gantian breakdance dalam lomba), waktunya sepuluh menit. Itu dihabiskan satu tim. Kalau sendirian, jarang yang kuat. Butuh orang dengan stamina dan kekuatan tubuh yang sempurna," ungkap Ferdian.

Menggeluti breakdance dilakoni kelima siswa itu sejak kelas IX SMP. Mereka merasa asyik saja meski breakdance sudah jauh dari masa keemasannya, tahun 80-an silam. Yang penting bagi mereka, tarian barat dan sering diperagakan di jalanan itu membuat mereka lebih ekspresif. "Bagi saya, seakan bisa melepas emosi. Sebab gerakannya sebebas-bebasnya," ungkap Stefanus.

Kelimanya mengakui saat ini jarang siswa sekolah yang tertarik dengan aksi melekuk tubuh dan meluk-liuk ini. Banyak siswa yang memandang breakdance adalah kegiatan yang rumit dan butuh ketelatenan berlatih. Selain itu, risiko cedera juga sangat tinggi. Sedikitnya peminat breakdance juga berimbas tidak adanya even battle yang digelar di Kota Malang dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

"Ya karena jarang itu memunculkan kebanggaan tersendiri. Kalau kita kuasai banyak trik, rasanya kayak keren abis," kelakar Gredy yang langsung disambut tawa keempat rekannya.

Breakdance sebenarnya adalah tarian jalanan yang merupakan bagian gerakan dari musik hip-hop. Michael Jackson adalah artis yang ikut mendorong pertumbuhan breakdance. Jacko - sapaan akrab Michael Jackson - mulai memperkenalkan robot dance atau gerakan yang menyerupai robot pada lagu-lagu yang dibawakannya. Salah satu gerakan yang melegenda adalah moon-walk.

Untuk saat ini, komunitas breakdance di Malang tidak lagi berkiblat kepada para B-boys Amerika. Mereka mengaku lebih sering mempelajari gerakan breakdance dari Korea. Medianya melalui internet dengan mengakses situs YouTube.

Menurut Ferdian, era kini, Korea menjadi surganya para B-boys. Di sana banyak berkembang trik-trik baru. Remaja Korea juga kreatif merancang gerakan-gerakan rumit yang dianggap indah. Breakdance pun tidak lagi identik dengan nuansa berkelahi antar geng. Kini breakdance lebih difokuskan kepada keterampilan menari dengan skill tinggi. "Korea kiblat kami. Amerika jarang kami lihat. Sudah gak ada unsur geng-gengan atau berkelahi itu," katanya.

Aktivitas mereka dalam aksi yang mengandalkan entertain, memungkinkan mereka harus mempunyai nama yang terkesan menjual. Ferdian punya nama alias Entrance. Stefanus memilih Eraser. Barelta alias Spooky, Loredo punya nama beken Lord, dan Grady bernama keren Myst. "Kalau dalam komunitas atau battle, nama asli tidak ada. Yang ada adalah nama alias itu," ungkap Loredo.

Bicara soal ancaman cedera, kelimanya mengaku menyadari bahwa risiko patah tulang atau cedera sendi selalu menghantui. Bahkan saat pertama terjun ke breakdance, orang tua melarang. Namun setelah lama berlatih dan menguasai banyak trik, orang tua pun akhirnya lulus juga. "Kalau pegal-pegal dan keseleo biasa Mas. Dipijat dan digosok balsem, biasanya sembuh," katanya. "Biasanya yang pegal itu pinggang, tangan, kaki," kata Ferdian.

Selain punya tempat latihan yang berpindah-pindah, kata Ferdian, mereka juga punya lokasi kongkow untuk sekadar mempertontonkan kebolehan yang mereka miliki. Biasanya di depan cafe di area mal. Dengan mengikuti beat lagu yang diputar pemilik cafe, mereka adu luwes memainkan beragam trik.

"Kami niatnya latihan di keramaian. Kalau banyak yang lihat, ya itu bikin bangga juga. Apalagi yang lihat cewek-cewek," kata Barelta seraya tertawa lepas.

Berlatih rutin selama dua tahun, ungkap Stefanus, lebih banyak dilakukan secara otodidak. Caranya dengan melihat video dari internet, lalu menirukan gerakannya. Kalau dianggap sangat rumit, maka mereka mengambil inisiatif untuk mengkreasikan dengan gerakan lain.

Tak ada aturan pakem soal gerakan inilah yang juga menjadi motivasi mengapa mereka tertarik dengan breakdance. Seorang B-boys bisa melakukan gerakan sebebas-bebasnya. Yang penting indah, luwes, dan sesuai dengan ritmik lagu yang mengiringinya. "Kami saling belajar antar rekan. Sebenarnya ada senior di Malang ini tempat kami belajar. Tetapi rata-rata, lebih banyak otodidak," katanya.

Di Cor Jesu sendiri, sekolah bersedia mengakomodasi breakdance menjadi sebuah kegiatan ekstrakurikuler. Dia dan rekan-rekannya sangat bersyukur karena ke depan bisa mendapatkan pembinaan lebih baik. "Setahu saya, sekolah yang mengakomodir breakdance lainnya adalah SMAN 5," kata Ferdian yang juga ketua OSIS SMAK Cor Jesu ini.

Apa yang paling dikorbankan dalam aktivitas breakdance? Kelima siswa usia 16 tahun itu kompak mengatakan yang paling banyak dikorbankan adalah sepatu. Bukan anggopta badan atau waktu belajar. Dalam dua tahun latihan, empat sepatu habis sol-nya. Itu karena gerakan-gerakan yang dilakukan banyak bergesekan dengan lantai.

"Sampai saat ini tak pernah cedera berat. Hanya sepatu yang sering ganti karena cepat rusak," tandas Ferdian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daniel Calvin - Menjadi Milikku