1.1. Sosialisme
1. Arti Secara Harfiah
Berasal dari kata ”Socius yang artinya teman, Sahabat, Saudara dan sebagian
lagi mengartikan Sosialisme sebagai hubungan persahabatan atau hubungan
persaudaraan antara sesama manusia.
Pada Tahun 1840 di Eropa Barat ada gerakan sosialis kaum Buruh bersama liga
keadilan (League Of The Lust) motonya All Man are Brothers (semua orang adalah
saudara) kemudian tahun 1847 Liga keadilan dirubah nama menjadi Liga Komunis,
Motonya Workers Of Country Unite artinya kaum pekerja dan semua negara
bersatulah kemudian menjadi kalimat penutup dari manifesto komunis. Tahun 1803
di Italia ditemukan kata-kata socialism dan Socialist, tercetak dalam sebuah
penerbitan tetapi dalam arti yang tidak jelas seperti yang kita kenal sekarang.
Kemudian dijumpai kata Socialist untuk para pengikut gerakan koperasinya Robert
Owen, sedang kata Socialisme terdapat dalam majalah Perancis ”Le Globe” tahun
1832 dibawah pimpinan Piere Leroux, majalah ini menyuarakan cita-cita Saint
Simon, sedangkan arti kata sosialisme dalam majalah ini mencakup keseluruhan
doktrin dari saint Simon Intinya beraneka ragam arti kata sosialisme itu dalam
asal mulanya
2. Arti Secara Konseptual
Dalam kehidupan sehari-hari istilah Sosialisme digunakan dalam banyak arti.
Istilah Socialisme selain bisa digunakan untuk menunjukan sistem ekonomi juga
bisa digunakan untuk menunjukan aliran Falsafah, Ideologi, cita-cita,
ajaran-ajaran atau Gerakan.
Sosialisme adalah suatu ajaran atau Doktrin yang menekankan nilai-nilai
kebersamaan pemilikan dan menentang adanya penguasaan barang-barang produksi
terpenting oleh kelompok orang. Dalam pengertian ini Socialisme dipandang
sebagai pedoman untuk mengatur pola-pola distribusi barang-barang produksi dan
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk bisa menikmati
hasil-hasil pembangunan, baik dalam bidang kebudayaan sosial maupun yang
menyangkut materi. Comte De Saint Simon (1760-1825) mengemukakan bahwa
pengaturan dunia ini seharusnya diserahkan kepada tangan-tangan orang yang
berilmu pengetahuan, pengusaha-pengusaha Industri dan para seniman. Francois
Marie Charles Fourier (1772-1837) juga Robert Owen (1771-1858) berusaha
membentuk masyarakat kecil yang tidak (sekurang-kurangnya diharapkan tidak)
mengenal kemiskinan dan penderitaan. Fourier mengajurkan supaya masyarakat
kecil tadi diadakan sistem pendidikan yang sama bagi anak-anak tanpa membedakan
yang miskin dan yang kaya. Pengaturan masyarakat ini diusahakan sedemikian rupa
sehingga tiap anggota merasa puas dengan bidang pekerjaanya yang terbuka luas
baginya dan dimana ia dapat pula memperhatikan Bidang kerjanya tanpa
mengurangi, menurut Fourier akan menambah hasil produksi. Tetapi Fourier tidak
menghendaki persamaan seluruhnya melainkan ia mengakui adanya herarkhi
pendapatan usaha, menurut pendapatnya haruslah dibagi antara tenaga, kapital
dan kecekatan (Talent) dengan pembagian yang terbesar disediakan untuk tenaga
kerja. Pekerjaan yang kurang disukai mendapat kompensasi yang lebih
dibandingkan dengan bayaran yang diberikan kepada pekerjaan yang lebih disukai.
Robert Owen menghendaki masyarakat yang benar-benar menjalankan persamaan.
Hieraki yang dapat dibenarkan hanyalah berdasarkan umur.
Karl Marx (1818-1883) Melihat Negara sebagai sebuah alat belaka dari
kelas penguasa (berpunya) untuk menindas kelas yang dikuasai (yang tidak
punya). Negara dan Pemerintah Identik dengan kelas Penguasa arrtinya sama
dengan kelas berpunya, dalam sejarah umat manusia dikenal kelas pemilik Budak,
Kelas Bangsawan (Tuan Tanah), Kelas Borjuis, Saat Hak dan keadilan adalah hanya
sekedar ucapan penghias bibir saja dari pihak penguasa. Dialektika Marx
mengemukakan sebernya bahwa perkembangan masyarakat Feodais kemasyarakat
Borjuis, atau Kapitalis dan seterusnya kemasyarakat sosialis merupakan suatu
kelanjutan yang tidak dapat dielakan. Tetapi ini tidak berarti manusia berdiam
diri saja dengan menanti perkembangan itu berjalan sebagai maunya. Kelas-kelas
itu endiri adalah kelas-kelas yang berjuang untuk kelasnya, jadi manusia yang
dilihat oleh Marx adalah manusia yang berbuat. Bagi Marx masalah pokok bukanlah
memahami sejarah atau dunia ini, melainkan bagimana mengubahnya manusia membuat
sejarah sendiri marx pun melihat bahwa menciutnya kekuasaan golongan Feodal
adalah dengan berjuang revolusi yang dilakukan oleh golongan Borjuis. Masa
selanjutnya adalah masa sistem produksi sosialisme dimana klas pekerja yang
berkuasa. Oleh sebab itu maka revolusi yang digambarkan oleh Marx terdiri dari
dua tahap yaitu
a) Pertama adalah revolusi yang dipelopori
oleh golongan Borjuis yang hendak menghacurkan golongan Feodal
b) Kedua Revolusi yang dilakukan oleh kelas
pekerja dalam usaha menghancurkan golongan Borjuis.
Menurut Brinton 1981 Sosialisme diartikan sebagai bentuk perekonomian
dimana pemerintah paling kurang bertindak sebagai pihak –pihak yang dipercayai
oleh seluruh warga masyarakat dan menasionalisasikan Industri-industri besar
seperti pertaambngan, Jalan Jembatan, Kereta api, serta cabang-cabang produksi
lain yang menyangkut hajad hidup orang banyak . dalam bentuk yang paling
lengkap sosilisme melibatkan semua alat-alat produksi termasuk didalamnya
tanah-tanah persawahan oleh masyarakat dan menghilangkan untuk swasta.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Sosialisme adalah suatu ajaran atau Faham
kenegaraan yang berusaha supaya harta benda, Industri dan perusahaan menjadi
milik Negara.
Pandangan Sosialisme menurut :
- Durkhiem bahwa Sosialisme merupakan suatu protes terhadap keadaan anomie, yakni keadaan dimana kaidah-kaidah mulai memudar kekuatanya
- Karl Marx Bahwa adanya persamaan kelas antara kaum kapitalis dan kaum Proletar, yang mengarah pada komunism
1.2.1 Sosialisme pada era Orde
Lama
Sosialisme
atau sosialism memiliki arti kemasyarakatan. Pemikiran mengenai soialisme ini
sendiri membawa dampak yang besar di dunia dalam menghapuskan pemikiran
mengenai kapitalisme di beberapa negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia
sendiri dampak adanya pemikiran terjadi tidak hanya dalam aspek politik, tetapi
juga aspek ekonomi dan sosial. Menurut Soekarno (dalam Lemhanas, 2005: 208)
menjelaskan bahwa sosio-nasionalisme adalah nasionalisme dalam politik dan
ekonomi. Yaitu negara yang di dalamnya tiada eksploitasi manusia oleh manusia,
tiada eksploitasi pula manusia oleh negara, tiada kaapitalisme, tiada
kemiskinan, tiada perbudakan, tiada wanita yang setengah mati sengsara karena
memikul beban yang dobel.
Dalam suatu
negara yang menggunakan paham sosialis sebagai ideologinya, maka apapun yang
dilakukan baik aspek ekonomi, politik, sosial,dll harus untuk kepentingan
bersama terutama untuk rakyat. Sebab sosialisme ialah suatu pemikiran yang
digunakan untuk menghapus kelas-kelas sosial dan sosialisme ini dalam
menjalankan kehidupanya digunakan untuk kepentingan bersama. Artinya sumber
daya alam, sarana-prasarana yang ada di suatu negara bisa digunakan oleh sisapa
saja tanpa memandang kelas.
Di Indonesia
sendiri, dalam bidang politik misalnya dapat kita ketahui pasca Kemerdekaan RI
terbentuk partai yang berideologi sosialis. Partai tersebut bernama Partai
Sosialis Indonesia (PSI) yang dibentuk dan diketuai oleh Sutan Syahrir. Awalnya
partai ini merupakan gabungan dari Partai Sosialis yang diketuai oleh Amir
Syarifudin dan Partai Rakyat Sosialis yang di dirikan oleh Amir Syarifudin
kemudian membentuk Partai Sosialis pada tahun 1945. Setelah itu terjadilah
perpecahan antara kelompok Amir Syarifudin Hingga terbentuklah partai baru
yakni Partai Sosialis Indonesia yang dididrikan oleh Sutan Syahrir. Sebenarnya
partai ini sama-sama berideologikan sosialis yaitu segala bentuk tindakanya
berdasarkan kepentingan bersama.
Dalam
Manifesto Politik RI, Soekarno berpendapat bahwa masa depan Revolusi indonesia
ialah bukan Kpitalisme atau Feodalisme melainkan Sosialisme. Artinya dalam
kehidupan masyarakat Indonesia harus adil dan makmur seperti yang ada dalam
tujuan ideologi sosialis. Oleh sebab itu, dari pendapat Soekarno tersebut juga
ada dalam Pancasila Sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Masyarakat
Indonesia. Dari Sila ke-5 tersebut kita juga tahu bahwa ada unsur paham
sosialisme. Dalam artian saat merumuskan sila-sila dalam pancasila tersebut
paham sosialisme telah digunakan dalam memikirkan sila-sila Pancasila.
Dalam
bidang sosial sendiri, dengan adanya pemikiran mengenai Sosialisme, berdampak
besar pula bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Kehidupan sosial masyarakat
Indonesia yang saling gotong royong misalnya juga berakar pada pemikiran
sosialisme. Selain itu masyarakat di Indonesia juga tidak mengenal kelas-kelas
sosial yang mencolok seperti di negara-negara yang menganut paham kapitalisme.
Hal ini terbukti bahwa semua masyarakat boleh mengenyam pendidikan tanpa
membedakan kelas sosialnya. Di dalam sekolah-sekolah itu juga tidak dibedakan
mana kelas untuk orang kalangan atas, menengah atau bawah, semuanya sama
menggunakan seragam yang sama dan mendapat perlakuan yang sama. Dalam menggunakan
sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah juga dapat digunakan oleh
semua masyarakat. Tidak ada transportasi umum, rumah sakit, tempat ibadah,dll
untuk kalangan-kalangan tertentu, semuanya diberlakukan sama. Selain itu di
dalam pasal pada UUD 1945 juga dijelaskan bahwa setiap individu berhak untuk
diberi kebebasan dalam bebicara, berkumpul,beragama,dll.
1.2.2 Sosialisme pada era Orde Baru
Pada tahun 1945, kaum yang menamakan diri sebagai
sosialis memang telah berpencar kedalam berbagai organisasi dan menerapkan
strategi-taktik yang berbeda-beda pula dalam menyongsong kemerdekaan nasional.
Dengan dibukanya demokrasi setelah kemerdekaan, PKI
akhirnya kembali ke permukaan dan berhasil mengkonsolidasi diri dengan cepat,
sehingga pada pemilu pertama tahun 1955 mampu menjadi partai ke empat terbesar
di Indonesia. Polarisasi kekuatan-kekuatan penggerak kemerdekaan yang dianggap
sudah mengakar di Indonesia menggiring Soekarno pada suatu konsep
aliansi 3 kekuatan besar di Indonesia: Nasionalis, Agama dan Komunis (NASAKOM).
Namun kelompok-kelompok sosialis yang berseberangan dengan kebijakan Soekarno
(khususnya soal perjanjian KMB) akhirnya semakin menjauhkan diri dari garis
politik PKI di era Soekarno.
Setelah mendapat banyak pelajaran politik dari
periode kemerdekaan (kemajuan dan kemunduran, persatuan dan perpecahan),
peristiwa G30S tahun 1965 yang dituduhkan pada PKI akhirnya menutup lembar
terbuka sosialisme di Indonesia. Tidak begitu jelas alasan yang dialamatkan
pada PKI dalam membunuh para Jendral dan menjatuhkan Soekarno saat itu. Banyak
buku dan kisah yang memberi analisa ilmiah tentang peristiwa ini. Tapi yang
ironis, peristiwa lubang buaya telah dijadikan alasan bagi Soeharto untuk
membubarkan PKI dan melakukan pembunuhan massal terhadap jutaan rakyat
pendukung PKI (ditaksir mencapai 1,5 juta). Alasan pembantaian ini menjadi
lebih jelas setelahnya, ketika Soeharto membawa kembali penjajahan baru ke
Indonesia melalui kontrak dengan modal asing.
1.3 Ideologi
Pancasila
Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita
bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang
konkret dan operasional aplikatif, sehingga tidak hanya dijadikan slogan
belaka. Dalam ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila perlu diamalkan
dalam bentuk pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan bernegara.
1.3.1 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Indonesia adalah sebagai
sarana pemersatu masyarakat, sehingga dapat dijadikan prosedur penyelesaian
konflik, dapat kita telusuri dari gagasan para pendiri negara Indonesia tentang
pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang dapat mempersatukan berbagai
golongan masyarakat di Indonesia.
Pada awal mulanya, konsep pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau platform bersama bagi berbagai
ideologi politik yang berkembang saat itu di Indonesia. Pancasila merupakan
tawaran yang dapat menjembatani perbedaan ideologis di kalangan anggota BPUPKI.
Pancasila dimaksudkan oleh Ir. Soekarno pada waktu itu yaitu sebagai asas bersama
agar dengan asas itu seluruh kelompok yang terdapat di negara Indonesia dapat
bersatu dan menerima asas tersebut.
Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi
pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila yang sebenarnya dimaksudkan sebagai
platform demokratis bagi semua
golongan Indonesia. Perkembangan doktrinal pancasila telah mengubahnya dari
fungsi awal pancasila sebagai platform
bersama bagi ideologi politik dan aliran pemikiran sesuai dengan rumusan
pertama yang disampaikan oleh Soekarno menjadi ideologi yang komprehensif
integral. Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan
ideologi lain.
Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Prof.
Notonagoro. Beliau melalui interprestasi filosofis memberi status ilmiah
dan resmi tentang ideologi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada mulanya
pancasila sebagai ideologi terbuka sebuah konsensus politik, pancasila menjadi
ideologi yang benar-benar komprehensif. Interprestasi ini berkembang luas,
masif bahkan monolitik pada masa pemerintahan orde baru.
Pancasila dilihat dari sudut politik merupakan sebuah konsensus
politik, yaitu suatu persetujuan politik yang disepakati bersama oleh berbagai
golongan masyarakat di negara Indonesia. Dengan diterimanya pancasila oleh
berbagai golongan dan aliran pemikiran bersedia bersatu dalam negara kebangsaan
Indonesia. Dalam istilah politiknya, Pancasila merupakan common platform, atau common
denominator masyarakat Indonesia yang plural. Sudut pandang politik ini teramat
penting untuk bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi, sebenarnya perkembangan
Pancasila sebagai doktrin dan pandangan dunia yang khas tidak menguntungkan
kalau dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa.
Banyak para pihak sepakat bahwa pancasila sebagai ideologi negara atau
bangsa merupakan kesepakatan bersama, common
platform dan nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan
bersama bahwa pancasila sebagai ideologi negara inilah yang harus kita
pertahankan dan tumbuh kembangkan dalam kehidupan bangsa yang plural ini
1.4 HUBUNGAN PANCASILA DENGAN SOSIALISME
Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia memiliki hubungan konkrit
dengan pengasuh sosialisme di Indonesia. Berikut beberapa perbedaan antara
Ideologi Pancasila dan Ideologi Sosialisme:
Perbandingan antara
ideologi Sosialisme, dan Pancasila
Sosialisme
|
Pancasila
|
Mementingkan
kekuasaan dan kepentingan negara
|
Hubungan
antara warganegara dengan negara adalah seimbang.
|
Kepentingan
negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga negara. Kebebasan atau
kepentingan warganegara dikalahkan untuk kepentingan negara
|
tidak
mengutamakan negara tetapi juga tidak mengutamakan
warganegara.
Kepentingan negara dan kepentingan warganegara sama-sama dipentingkan
|
Kehidupan
agama juga terpisah dengan negara. Warganegara bebas beragama, bebas tidak
beragama dan bebas pula untuk propaganda anti-agama
|
Agama
erat hubungannya dengan negara. Negara memperhatikan kehidupan
agama.
Agama mendapatkan perhatian penting dari negara. Setiap wargane-gara dijamin
pula kebebasannya untuk memilih salah satu agama yang ada dan diakui oleh
pemerintah. Setiap orang harus beragama, tetapi agama yang dipilih diserahkan
kepada
masing-masing warganegara. Atheis atau tidak mengakui adanya
Tuhan,
tidak diperbolehkan
|
Walaupun memiliki beberapa
perbedaan, namun dapat kita lihat Sosialisme di Indonesia didukung oleh Sila
ke-5 dalam Pancasila. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Sila ke-5 ini berisi mengenai
kesetaraan, keseimbangan antar rakyat Indonesia. Oleh karena itu Sosialisme
masih berkembang sampai masa kini walaupun tidak ada sarana yang mendukung
perkembanganya.
Selain itu, hubungan Pancasila
dengan cita-cita Sosialisme itu dengan tegas tertera dalam UUD 1945 yang terdiri dari
37 pasal .UUD 45 Khusus nya pasal 33 yang berbunyi sebagai berikut :
1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan
2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3). Bumi dan Air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam nya dikuasai oelh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar nya kemakmuran Rakyat.
Adalah dasar daripada keseluruhan kebijaksanaan dari pada ekonomi Sosialis.
1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan
2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3). Bumi dan Air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam nya dikuasai oelh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar nya kemakmuran Rakyat.
Adalah dasar daripada keseluruhan kebijaksanaan dari pada ekonomi Sosialis.
Play Free Casino Site – Slots, Blackjack, Roulette - ChoFa Casino
BalasHapusJoin our fun & exciting online casino experience. 샌즈카지노 Visit choegocasino our website 제왕 카지노 to play, join & win free spins, no deposit required.